LPK Bitode Lepas 56 Peserta Magang ke Jepang, Disnakertrans Kabupaten Garut Berpesan untuk Jaga Diri

Pelaksanaan acara Penutupan Pembelajaran Angkatan V dan Pelepasan Peserta Magang ke Jepang yang dilaksanakan di Aula Bank BJB Garut, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jum'at (23/06/2023).(Foto : M. Azi Zulhakim & Nindi Nurdiyanti/Diskominfo Garut).


Erqita News, Garut - Seiring maraknya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), para calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Garut yang akan bekerja di luar negeri diimbau untuk jaga diri. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan dan Produktivitas (Latas) Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Garut, Komarudin, dalam acara Penutupan Pembelajaran Angkatan V dan Pelepasan Peserta Magang ke Jepang, digelar oleh Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bitode SO Wira Indonesia di Aula Bank BJB Garut, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jum'at (23/06/2023).




"Jadi saya titip, adek-adek di sana itu jaga diri, jaga nama baik, jaga nama orang tua, karena kalian ke sana itu bukan turis bukan main-main, (kalau) ada komplain akan jadi masalah, itu amanat dari pihak yang berwenang," ujar Komarudin.




Ia meyakini jika para peserta sudah dibekali pelatihan beragam hal oleh LPK SO Bitode untuk mempersiapkan diri mengikuti magang di Jepang ini, dan menurutnya pembekalan tersebut dilakukan dengan waktu yang cukup lama. 



Ia berpesan jikalau ada apa-apa di Jepang nanti untuk senantiasa melaporkan atau mengomunikasikan permasalahan tersebut dengan pihak yang berwenang.




Ia juga mengaku bangga walaupun di angkatan V ini tidak semua orang Garut  akan diberangkatkan, tapi angkatan ini tetap didominasi oleh warga Garut, dan orang-orang tersebut nantinya akan mendapatkan penghasilan yang cukup besar.




"Jaga nama baik keluarga, kalau di sana jaga nama baik negara bukan Garut hungkul atau Bandung atau Tasik, kalau sudah ke luar negeri berarti kita harus bisa menjaga nama baik negara," ucapnya.




Sementara itu, Direkturnya LPK SO Bitode Wira Indonesia, Dadan Muhamad Arifin, menuturkan jika untuk Angkatan V ini ada sekitar 56 peserta magang ke Jepang yang akan diberangkatkan secara bertahap hingga akhir tahun nanti, dengan pemberangkatan terdekat yaitu tanggal 26 Juni 2023 sebanyak 7 orang peserta.




LPK SO Bitode sendiri merupakan _Sending Organization_ atau penyalur penempatan magang/kerja ke Jepang, sehingga dalam pelepasan kali ini bukan hanya warga Garut saja, melainkan berasal dari berbagai daerah seperti Brebes, Bandung, Medan, Lombok, hingga dari Sulawesi.




Dadan juga memaparkan, nanti peserta magang akan bekerja di berbagai bidang seperti _caregiver_ atau perawat, konstruksi, pengelasan, pemipaan, pengolahan makanan, hingga pengecatan dengan durasi magang sekitar 3 tahun.




Ia juga mengungkapkan ada beberapa lokasi penempatan magang ini seperti Tokyo, Osaka, Oita, hingga Fukuoka.



"Kalau misalkan magang itu sebenarnya sama sama UMR dengan yang di Jepang, cuman bedanya dia nggak hak untuk dapat bonus walaupun itu tergantung perusahaan, kalau misalkan gaji sih sama sekitaran 15-16 (juta dan) itu bersih, udah dipotong apartemen, asuransi, pajak," tuturnya.



Dadan mengakui, jika di Kabupaten Garut banyak warga  yang ingin pergi bekerja ataupun magang ke Jepang tapi terkendala biaya, selain itu juga masih banyak masyarakat yang menerima informasi kurang valid terkait kerja atau magang ke Jepang ini, sehingga masih ada terjadi TPPO dan semacamnya.




Oleh karena itu, ia berharap ada dukungan yang konkrit dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terkait beberapa kendala tadi yang banyak dialami oleh warga Garut.



"Kita harapkan untuk didukung sepenuhnya, karena memang balik lagi nanti selain jadi devisa negara, anak-anak balik ke sini mudah-mudahan bisa membuka lapangan kerja di sini," harapnya.




Di tempat yang sama, salah satu peserta magang yang akan berangkat magang ke Jepang tanggal 26 Juni nanti dan berasal dari Brebes, Wiwi Safitri, mengungkapkan jika dirinya belajar di LPK Bitode sejak bulan Maret lalu, dan sebelum daftar ke LPK Bitode ini dirinya sudah memiliki Sertifikat N4 hasil dari _Japanese Language Proficiency Test (JLPT) atau tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang, sehingga di LPK Bitode ini dirinya tidak belajar dari awal melainkan mengikuti proses wawancara dengan pihak Jepang saja.



Ia mengaku dirinya tertarik dengan Jepang karena dirinya menyukai budaya Jepang salah satunya Anime, melalui hal tersebut ia mulai memiliki keinginan untuk pergi ke Jepang dengan salah satu caranya melalui magang ini.



"Setelah lulus job saya menunggu di rumah menunggu CoE _(Certificate kf Egilibity)_ turun, ketika CoE tersebut turun saya baru dipanggil ke Bitode," tandasnya.


Penulis : Muhamad Azi Zulhakim


0 Comments

Tinggalkan Komentar Di Sini