Kopi Asal Garut Tembus Pasar Hinga Belanda

  

Kopi garut
Kopi Asal Garut  Tembus Pasar Hinga  Belanda



Cikajang
 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melepas ekspor kopi ke Belanda dengan total nilai Rp4 miliar di Desa Mekarsari, Cikajang, Kabupaten Garut, Rabu (2/3/2022). Kopi yang diekspor merupakan produk hasil binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan PT Astra Internasional Tbk. 

Dalam acara Pelepasan Ekspor Kopi ini, juga dilakukan Penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada Petani Milenial Jawa Barat Binaan IPB University dan Astra Internasional.

Pelepasan ekspor kopi ini ditandai dengan pemecahan kendi oleh Gubernur Jabar, Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Arif Satria, dan Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto, serta Head of CSR and Social Engagment Astra, Triyanto.

Sekda Garut, Nurdin Yana, menyampaikan, acara ini  merupakan terusan dari program _One Village One Product_ atau satu desa satu produk. Nurdin berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terungkit.


Kopi Asal Garut  Tembus Pasar Hinga  Belanda



“Ya Alhamdulillah sebetulnya hari ini peninjauan bahan dari Pak Gubernur yah terkait (program) OVOP _One Village One Product_ gitu ya, tapi Alhamdulillah hari ini kita lihat realisasi dari (OVOP) Cikajang ini sudah keluar (ekspor) katakanlah 1 ton (kopi) kira-kira dikonvensi (menjadi) 4 miliar, untuk (ekspor) produk ke luar,” ujar dalam sesi wawancara seusai acara.

Ia juga berharap ke depannya akan muncul desa-desa lain di Kabupaten Garut yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas ekspor ke luar negeri, sehingga masyarakat desa bisa berdaya.

Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menuturkan bahwa dirinya merasa bangga karena di Kecamatan Cikajang, Kabuparten Garut, bisa menghasilkan kopi kelas dunia. Pihaknya sedang menyiapkan program post Covid ekonomi dengan membawa kembali anak-anak muda lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa dan membangun usaha.

Menurut Gubernur, ekspor ini sebagai langkah Jawa Barat untuk menaklukkan dunia lewat komoditas kopi. Bahkan tak hanya untuk produk mentah, Ridwan Kamil juga ingin agar kopi Jabar bisa mendunia lewat kafe-kafenya. 

"Jadi kita harus menaklukkan dunia dengan kopi-kopi kita, baik ekspor mentah, maupun lahir kafe-kafe seperti Starbuck milik Jabar di seluruh dunia. Ini sedang persiapan di Belanda dan Swiss. Jadi suatu hari saya yakin," kata Ridwan Kamil. 

Provinsi Jawa Barat sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan data Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jawa Barat mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar. (mengacu kurs Rp14.300 per Dolar AS ). 

Selain itu, Jawa Barat juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya. 

“Kita juga ada konsep ujung (terkait)  _lifestyle_ kopi yaitu Cafe Jabarano sudah buka di Australi, Oktober ini akan buka di Swiss ya dan suatu hari di seluruh kota-kota dunia akan hadir kopi-kopi Indonesia khususnya dari Jawa barat sebagai unggulan diplomasi kopi kira-kira begitu,” ungkap Gubernur Jabar.

Di sisi lain, penjualan kopi ke beberapa negara juga semakin mudah dengan adanya teknologi digital. Ini sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota.  

“Tadi kita monitor prosesnya sangat komprehensif dan kami bangga di Cikajang Garut ini menghasilkan kopi kopi yang kelas dunia ya kira kira seperti itu, kemudian juga program post covid ekonomi yaitu membawa kembali anak-anak muda pintar, lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa membangun usaha menjadi pimpinan perusahan (atau) CEO, menjadi petani millenial itu adalah konsep yang akan terus dikembangkan di Jawa Barat dan mungkin suatu hari akan menjadi unggulan ke seluruh Indonesia,” tutur pria yang akrab disapa Emil ini.

Emil memaparkan bahwa di masa depan konsep tinggal di desa, rezeki di kota, bisnis mendunia merupakan hal yang sangat menjanjikan dan ini didukung oleh kolaborasi pentahelix dari akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, maupun media.

Di tempat yang sama, Rektor IPB, Arif Satria, sebagai salah satu pihak yang menginisiasi acara ini, menerangkan bahwa desa adalah harapan dan masa depan bangsa. Sehingga pihaknya akan terus memberikan optimistisme kepada masyarakat desa, dengan sentuhan-sentuhan teknologi dan penguatan karakter masyarakat desa agar lebih optimis bahwa desa itu harapan dan masa depan bangsa.

“Sentuhan teknologi itu apa? ya itu teknologi-teknologi terkini yang 4.0, kami menyediakan teknologi _green house_ yang semi _smart_ kepada para petani, agar petani juga bisa memanfaatkan dengan baik, karena sekarang itu tidak bisa tidak, pemanfaatan teknologi digital harus sudah dikembangkan,” terangnya.

Ia menyampaikan bahwa pihaknya akan memperluas daerah mitra dan tidak hanya di 53 desa di Jawa Barat saja. Namun, akan memperluas ke beberapa desa yang berada di provinsi lain di Indonesia.

“Kita sudah mengembangkan di Jawa Timur, rencana (mengembangkan) di Kepri, kemudian juga nanti di Maluku Utara, dan provinsi-provinsi lain, sekarang para gubernur sedang menanti kehadiran IPB, untuk mendampingi petani-petani untuk membangun desa dengan teknologi-teknologi terkini untuk orientasi pada ekspor.” tandasnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bpidang Hubungan Antar Lembaga Luhur Pradjarto mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM berkomitmen untuk menyejahterakan para anggota koperasi, maupun pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Atas dasar itu, pihaknya memberikan apresiasi yang besar atas pelepasan ekspor kopi yang dilakukan pada hari ini. 

Apalagi kopi merupakan komoditas potensial kebanggaan Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas rasa kopinya masing-masing. 

"Kami mengapresiasi terhadap momen pelepasan ekspor kopi bagi masyarakat atau para petani milenial di Desa Mekarsari ini," jelas Luhur. 

Head of CSR and Social Engagment Astra Triyanto mengatakan, pelepasan ekspor kali ini sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk menyejahterakan bangsa. Ada empat kontribusi sosial yang dilakukan Astra untuk membantu Indonesia berkembang. 

"Kami berkomitmen kuat untuk memberikan manfaat dan membantu mengembangkan Indonesia melalui empat kontribusi sosial dalam pilar kesehatan, pendidikan, kewirausahaan, dan lingkunggan hidup," jelas Triyanto.

----------------------------
(Diskominfo)

0 Comments

Tinggalkan Komentar Di Sini