Tahun ini, musim hujan di Indonesia akan datang lebih awal atau maju dari
biasanya. BMKG pun meminta masyarakat untuk bersiap melakukan mitigasi potensi
bencana hidrometeorologi.
Sementara 28,7% wilayah lainnya pada November 2021,
meliputi sebagian Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Potensi bencana
hidrometeorologi Dengan musim hujan lebih awal, Kepala Pusat Informasi Perubahan
Iklim Dodo Gunawan mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap potensi kejadian cuaca ekstrem yang bisa terjadi di masa peralihan,
dari musim kemarau ke musim hujan Mulai hujan es, hujan lebat disertai kilat dan
petir, hingga angin putinbeliung.
Selain prediksi musim hujan yang akan datang lebih
awal dari biasanya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, sejumlah wilayah
diIndonesia akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya.
Oleh karenaitu, BMKG mengimbau pemerintah daerah setempat dan masyarakat untuk mewaspadai,
mengantisipasi, dan melakukan aksi mitigasi lebih awal guna menghindari serta
mengurangi risiko bencana. BMKG memproyeksikan, dari total 342 zona musim (ZOM)
di Indonesia, sebanyak 14,6% akan mengawali musim hujan pada September 2021,
meliputi Sumatera bagian tengah dan sebagian Kalimantan.
Kemudian, 39,1% wilayah
pada Oktober 2021, mencakup Sumatra bagian Selatan, sebagian besar Kalimantan,
Sulawesi, Jawa, dan Bali.
Pu ncak
musim hujan periode 2021/2022, BMKG memperkirakan, terjadi pada Januari dan
Februari 2022. “Perlu menjadi perhatian bersama, terutama di wilayah-wilayah
rawan banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak, seiring intensitas curah hujan
yang akan terus semakin meninggi,” kata Dwikorita.
Sebab, tidak hanya bencana, perubahan cuaca
yang tidak menentu bisa membuat imunitas seseorang melemah sehingga menjadi
rentan terkena penyakit. “Terlebih situasi Indonesia saat ini belum lepas
sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Waspada bencana hidrometeorologi dan jaga
kesehatan selalu,” imbuhnya.
(Deni )**