ERQITA NEWS GARUT SELATAN– Praktik premanisme kembali mencoreng citra pariwisata di Pantai Santolo, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Seorang wisatawan bernama Neng Riska (41) menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok pria yang diduga preman setempat setelah menolak membayar retribusi tiket masuk dengan tarif yang dipatok sepihak.
Kronologi Kejadian
Berdasarkan keterangan korban, insiden bermula saat terjadi adu mulut antara dirinya dan pelaku di pintu masuk pantai. Riska merasa tarif yang diminta tidak wajar dan tidak resmi.
"Saya sempat cekcok dengan pelaku karena tarifnya tidak wajar. Lalu saya bilang (ke rombongan) masuk saja karena ini harusnya gratis. Tidak lama kemudian, rambut saya ada yang menarik dari belakang dan disusul pukulan di pelipis menggunakan batu cincin," ujar Riska.
Kondisi Korban dan Penanganan Polisi
Akibat penganiayaan tersebut, Riska mengalami luka serius di bagian wajah dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
Pihak kepolisian bergerak cepat merespons kejadian ini. Terduga pelaku berinisial AY (35) saat ini telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Cikelet untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dampak Terhadap Pariwisata
Aksi kekerasan ini memberikan dampak negatif instan terhadap roda ekonomi di kawasan tersebut. Berdasarkan pantauan tim di lapangan, sejumlah destinasi wisata di wilayah Garut Selatan tampak sepi pengunjung, berbeda jauh dari kondisi biasanya. Masyarakat berharap tindakan premanisme dan pungli ini segera diberantas tuntas agar wisatawan merasa aman.
(Tim)

0 Comments
Tinggalkan Komentar Di Sini